Peluncuran Buku Orang Hubula “Makna Martabat Kolektif Orang Hubula di Lembah Palim, Papua” di Wamena

Peluncuran Buku Orang Hubula “Makna Martabat Kolektif Orang Hubula di Lembah Palim, Papua” di Wamena
21 Agustus 2025 lalu Papua Democratic Institute menggelar peluncuran buku Orang Hubula "Makna Martabat Kolektif Orang Hubula di Lembah Palim, Papua" yang di tulis oleh Ibu Yulia Sugandi secara resmi di Wamena, tepatnya di hotel Grand Sartika Wamena. Lembah Palim atau yang dikenal dengan Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, merupakan salah satu kawasan paling penting dalam khazanah budaya Papua. Di kawasan ini tinggal masyarakat adat Hubula, yang selama ribuan tahun telah membentuk tatanan sosial, spiritual, dan ekologis yang khas. Mereka hidup dalam keterhubungan yang mendalam dengan tanah, alam, dan sesama, dengan sistem nilai yang berakar kuat pada prinsip-prinsip kolektivitas, keseimbangan, dan penghormatan terhadap leluhur. Kegiatan peluncuran buku ini tidak hanya bertujuan memperkenalkan hasil karya tersebut kepada publik yang lebih luas terutama Masyarakat adat Hubula, namun juga menjadi ruang refleksi bersama atas makna identitas dan budaya di tengah perubahan zaman. Dalam peluncuran ini, hadir berbagai pemangku kepentingan seperti tokoh adat, perempuan, pemuda sebagai pemilik pengetahuan, serta pemuka agama, dan pemerintah daerah, untuk memperkuat sinergi dalam menjaga dan memajukan kebudayaan lokal. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi wadah untuk membangun kolaborasi berkelanjutan dalam mengarusutamakan kearifan lokal ke dalam kebijakan pembangunan di Provinsi Papua Pegunungan dan secara umum di Tanah Papua. Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari Bapak Engelbertus Surabut Ketua Dewan Adat Papua dan Ibu Elvira Rumkabu S elaku Direktur Papua Democratic Institute. Dilanjutkan oleh ekspresi budaya dalam bentuk Etay yang dipersembahkan oleh sekolah adat Walelagama serta pemutaran film "Rekonsiliasi" oleh Ibu Yulia Sugandi. Masuk ke acara utama dimulai dengan cerita orang Hubula oleh 5 narasumber terpilih :
  • Bapak Asinalok Oagay (Dewan Adat Hubula)
  • Bapak Dam Wetapo (Wene Wolok)
  • Ibu Margaretha Wetipo (Humi Inane)
  • Bapak Laurens Lany (Yayasan Bina Adat Welesi
  • Ambros Haluk (Sekolah Adat Walelagama)
Dalam seksi penceritaan ini berfokus pada Adat, Spiritualitas, Strategi Resiliensi Orang Hubula, Peran Perempuan dan Harapan Pemuda Untuk Masa Depan. Selanjutnya dimulai dengan diskusi panel dan tanya jawab antar narasumber dan peserta peluncuran buku yang di moderasi oleh bapak Septer Manufandu. Adapun Narasumber-narasumber yang diundang antara lain :
  • Bapak Benny Mawel sebagai MRP Papua Provinsi Pegunungan
  • Ibu Marlince Siep sebagai Tokoh Perempuan Hubula
  • PR Edi Doga, OFM sebagai Vikaris Paroki Santo Stefanus, Kimbim-Wo'ogi
  • Bapak Engelbertus Surabut sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya
  • Ibu Yulia Sugandi sebagai Refleksi Penulis Buku Tentang Orang Hubula
Diskusi berlangsung dengan fokus utama pembahasan buku serta relasinya dengan kehidupan Masyarakat Hubula dan juga refleksi terkait perubahan seperti banyaknya orang muda yang meninggalkan Honai dan bahasa adat serta bagaimana advokasi pemerintah dalam mengatasi isu-isu yang dirasakan masyarakat adat. Penutupan acara dimeriahkan oleh doorprize  dan penyerahan buku kepada narasumber dan peserta dan ditutup dengan doa dan foto bersama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *